Kita beneran PUTUS.
Dan ini tidak main-main.
Akhirnya. Inilah akhir pucak cerita yang kita tulis dalam 3 bulan ini. Kita menggoreskan berbagai konflik dengan selang waktu yang singkat. Kita selalu diredung badai disetiap pelayaran cinta kita dan kita selalu selamat. Tapi tidak untuk kali ini.
3 bulan,yahh.... 3 bulan.
Waktu yang cukup lama untuk dilewati dengan perbedaan yang sangat sulit disatukan. Kitat terbelit dalam emosi yang selalu muncul ketika prasangka buruk mulai memunculkan wujudnya. Kita selalu bertengkar. Kita tidak pernah akur.
Tapi entah mengapa,disaat kita mrasa inilah akhir perjalanan panjang kita,kita selalu berbicara dengan nada maaf. Kita selalu melakukannya ketika kita jenuh dengan pertengkaran yang tidak berujung. Kita selalu interospeksi diri dan akhirnya,kita menjadi 'kita' lagi.
Tapi sekali lagi,untuk kali ini, tidak akan ada kata maaf lagi terucap. Kita sudah harus serius menentukan nasib dari perjalanan ini. Dan taraaaa... Inilah nasib kita. Berpisah.
Sulit diterima akal sehatku. Aku sulit menerimanya. Tapi inilah aku. Aku harus berdiri. Kau bukan segalanya. Kau mungkin bisa merusakkan seluruh fungsi hatiku tapi kau tidak bisa merusak hidupku.
dan inilah aku. Aku yang menerima segala kekuranganmu,aku yang menerima keterbatasanmu,aku yang mampu berkorban sejauh ini untukmu. Dan inilah aku,ati yang kau sakiti demi perempuan cinlokmu itu!
Aku harap kau bahagia,aku harap kau tidak menyesal. Aku harap,kau tidak menemui aku lagi disaat perempuan itu menyakitimu. Dan Aku juga berharap,hanya aku yang tau letak cacad hatimu.
Dan ini tidak main-main.
Akhirnya. Inilah akhir pucak cerita yang kita tulis dalam 3 bulan ini. Kita menggoreskan berbagai konflik dengan selang waktu yang singkat. Kita selalu diredung badai disetiap pelayaran cinta kita dan kita selalu selamat. Tapi tidak untuk kali ini.
3 bulan,yahh.... 3 bulan.
Waktu yang cukup lama untuk dilewati dengan perbedaan yang sangat sulit disatukan. Kitat terbelit dalam emosi yang selalu muncul ketika prasangka buruk mulai memunculkan wujudnya. Kita selalu bertengkar. Kita tidak pernah akur.
Tapi entah mengapa,disaat kita mrasa inilah akhir perjalanan panjang kita,kita selalu berbicara dengan nada maaf. Kita selalu melakukannya ketika kita jenuh dengan pertengkaran yang tidak berujung. Kita selalu interospeksi diri dan akhirnya,kita menjadi 'kita' lagi.
Tapi sekali lagi,untuk kali ini, tidak akan ada kata maaf lagi terucap. Kita sudah harus serius menentukan nasib dari perjalanan ini. Dan taraaaa... Inilah nasib kita. Berpisah.
Sulit diterima akal sehatku. Aku sulit menerimanya. Tapi inilah aku. Aku harus berdiri. Kau bukan segalanya. Kau mungkin bisa merusakkan seluruh fungsi hatiku tapi kau tidak bisa merusak hidupku.
dan inilah aku. Aku yang menerima segala kekuranganmu,aku yang menerima keterbatasanmu,aku yang mampu berkorban sejauh ini untukmu. Dan inilah aku,ati yang kau sakiti demi perempuan cinlokmu itu!
Aku harap kau bahagia,aku harap kau tidak menyesal. Aku harap,kau tidak menemui aku lagi disaat perempuan itu menyakitimu. Dan Aku juga berharap,hanya aku yang tau letak cacad hatimu.
Selamat tinggal,Pangeran Belerrku :)
Ini cerita terakhir kita yang mampu kutulis. :`)
Ttd : Permaisuri Lemodd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your comment?????