Sabtu, 03 Desember 2011

Diary 31 hari (prsnt by m t u )





Aku membeli sebuah buku kecil di toko buku pada hari selasa,11 oktober 2011 di malam hari. Buku itu memang terlihat sangat simple dan menarik,cover depan berwarna pink dengan animasi sepasang kekasih yang berjabat tangan,buku itu juga terlihat mungil dan lembaran didalam bukunya pun tidak banyak. Disinilah awal aku menuliskan ceritaku (dengan dirimu). Buku ini kujadikan sebuah Diary,Diary 31 hari. Mengapa disebut diary 31 hari? Karena ternyata buku Diary 31 hari ini memang dikhususkan hanya untuk kau semata.



Rabu,12 oktober 2011

Ini hari pertama aku menuliskan kata-kata di buku ini. Hahahahaha. Lucu ya.

Aku ingin bercerita bahwa Hari ini aku sangat lelah ! setelah bercanda sama teman-temanku. Wulan,Ara,Ita,Nisa,Sari,Santi. Kami berkumpul di depan kelas yang memang kebetulan gurunya tidak mengajar. Yah. asik lah. Seperti biasanya kami ngumpul 1 genk yang namanya 'begajulan'
iseng-iseng aja aku buka facebook aku karena semuanya sibuk dengan cerita masing2.
Lihat beranda. status teman-teman, Tapi saat pandanganku terarah ke inbox nya,kok ada yang aneh? kok inbox nya nambah 1 pesan? Padahal sebelumnya cuma 28,sekarang udah 29.
Ya sudah aku klik saja.


TelingaHidungTenggorokan (inisial profil orang yang ngirim inbox ke facebook aku)
Aneh sekali. isi inbox nya seperti ini :

'rika boleh minta no hp nya tidak? penting ! ada yang mau kami omongin pliesss'


Apaan seh orang ini.
'maap,apa sebelumnya aku kenal dengan kau?'
sent.


Kamis,14 oktober 2011
Setelah kejadian kemarin,mungkin aku sedikit bertanya,siapa ya 'THT' itu? Tapi,ahh..mungkin orang iseng. Betul ga?

Kubuka lagi facebook,mumpung kelas kosong(lagi). Dannnn.... Inboxnya bertambah lagi 1 pesan.oughh...

  'Rika please aku mau telepon 1 kalii aja please'

lalu aku balas
'Ini siapa ya?'
sent



Jumat,14 oktober2011

Aku sudah pulang dari sekolah sore dan aku harus kerja lagi (jaga toko di rumah;usaha orang tua). Untunglah hari ini tutup tokonya cepat,jam setengah 9. Asikk bisa internetan sepuasnya...

Oke hidupkan komputer,tekan tombol di modem telkom speedy,nunggu proses booting,dan selesai,
aku klik mozilla di dekstop,kemudian 'facebook' di adress bar.
Status : Online

Lagi asik-asiknya main,tiba-tiba ada tanda chat.
Dari 'THT'..

  rika lum bobok ya
me: ne sp y?
  rika plis balasss
me: apaan sih?
  rika ini bang Tian rika jangan bilang siapa2 ya bang mau cerita plis,ka
setelah membaca chat dari TH yang terakhir itu,aku cuma bisa terdiam. Dia adalah Bang Tian,ya,Bang Tian. Seseorang dari masa laluku. Seseorang yang pernah masuk dalam kehidupan cintaku dan cinta sahabat sejatiku yang bernama Nela,tapi kemudian pergi dari hidupku tanpa kabar lagi selama 3 tahun.

Tling !
bunyi chat masuk yang tiba-tiba itu membuyarkan lamunanku. Itu chat dari dia lagi,dari Bang Tian.

    'Rika ini bang tian ka,,tolong bang mau bicara'
me : bang tian?
    'Iya bang mau telepon rika..minta no teleponnya dong,bang mau curhat tapi jangan bilang sapa2 ya'
    'rika plies..'


tanpa pikir panjang ,aku langsung memberikan nomor hp tanpa berpikir kedepannya seperti apa nantinya.

sepi. sudah bosan online. mataku sudah mengantuk karena sekarang udah jam setengah 12 malam.

drutt ..drutt..drutt..
hp aku bergetar. ada yang menelepon. Tapi nomornya tidak ada di kontak aku.
aku angkat saja
   me : 'halo?'
   dy : 'rika kan?
   me : 'iya,ne siapa?'
   dy : 'ini bang tian,kamu pakai kartu apa,ka?
   me : 'maksudnya?'
   dy : 'kamu pakai kartu operator apa?'
   me : ' xl '
   dy : ' y sudah abang beli karu xl dulu ya,soalnya ini abang nelpon adek pakai kartu as,oke. Jangan tidur !'
   me : ' iya ya'

Pikiranku berkecamuk saat itu, bagaimana dia bisa membeli kartu operator di malam yang sudah selarut ini? Apakah curhatan dia ada hubungannya dengan Nela,teman dekat ku sewaktu smp?

"Ada apa dengan mu?
Apakah kau membuat dia menangis?
Apakah masalah iu harus dibicarakan malam ini juga?
ada apa...Setelah 3 tahun tidak ada kabar sekarang kau masuk lagi dalam kehidupanku''


sepenggal status facebook terakhir aku posting. Sembari menunggu dia,aku mengingat kembali masa lalu (suram) antara aku,Nela,Dan dia

Kelas 2 SMP
Sekolah,duduk sebangku dengan Nela. Aku mengenalnya ketika aku masuk ke sekolah ini. Dihitung-hitung dia anak orang kaya,sedangkan aku hanya anak pemilik toko. Orang tuaku berada di sebuah kampung kecil yang jauh dari kota. Aku tinggal di kota jakarta ini sendirian. Oh tidak,tidak. Aku tinggal bersama nenek tua yang renta,dan seorang abang laki-laki yang selalu pergi bermain bersama teman-temannya sepanjang waktu. Tetap saja,aku sendirian.
Nela,sosok yang sangat sempurna. Dia terlahir dengan kecukupan. Rumahnya besar namun seperti tak berpenghuni,itu katanya. Orang tuanya sibuk bekerja sedangkan adik-adiknya sibuk dengan urusan sendiri. Dia butuh teman. Dan sekarang aku berada disampingnya,aku duduk disebelahnya. Kami mempunyai nasib yang sama,kesepian.
Akupun tak mengerti kenapa dia mau berteman dengaku,dia orangnya friendly,dan aku cocok berteman dengannya. mungkin dia juga berpikiran seperti itu sehingga kami menyebut hubungan persahabatan kami ini 'sahabat sejati'


   'rika,kau tau abang tian tidak?' katanya.
   'em,aku tidak tau. Kenapa Nel?'
   'itu nah,Bang Tian yang tinggal dirumah aku tuh.bawahan bapak aku. Polisi itu nah,dia bilang,dia suka kau,hahahaha'
   'kok dia bisa tau aku sih,nel?'
   'dia liat kau saat kau main ke rumah aku kemarin mungkin,ka.'
   'umurnya berapa sih? kalo udah menjabat sebagai polisi,berarti udah tua dong'
   'idak kok,katanya umurnya 23 tahun,kita kan 14 tahun, tapi entahlah,ka. Mungkin aja kan kalo umurnya seratus tahun?'
Sepanjang itu kami tertawa. Dan pembahasan itu berlalu.


Suatu ketika,aku tidak dijemput sekolah oleh abang aku. Aku bingung,bagaimana caranya aku pulang,sedangkan sekarang aku lagi tidak punya uang untuk membayar ojek untuk pulang. Aku melirik Nela. Dia lagi main-mainkan sepatu nya ke semen.
    'Nel,nebeng.'
Dia diam,'tapi yang jemput Abang Tian loh'
aduh sekarang idak penting deh,siapa yang jemput,asalkan aku bisa pulang.


Dann...mobil jemputan sudah datang,aku masuk dan Nela juga. Sekilas aku pandangin wajahnya. Owhh jadi ini Abang Tian itu,pikirku. Aku melirik Nela unuk memastikan,apa benar itu Abang Tian. Dia mengerti maksudku dan menganguk.


Sudah sampai kerumah. Dan aku mengucapkan terima kasih pada Nela dan Abang Tian.


Besoknya,Nela datang dan langsung menghampiriku yang sedang duduk di bangku kelas.
   'Rika,Rika. Tau tidak,pas pulang kemarin,Abang Tian bilang kalo dia cinta sama aku,ka. Gimana sih dia itu? Aku jadi bingung deh. Padahal kan sebelumnya dia bilang kalo dia suka sama kamu,ka'


Aku terdiam. Aku tersenyum.
Aku juga bingung,Nel. Aku suka sama dia.. Pekik ku dalam hati.


'kok bisa gitu ya' tawaku. Ya sudahlah. Untung saja aku  belum sempat jatuh cinta padanya,jadi rasa sakitnya tak terasa . lagipula waktu itu aku masih menganggap sahabat itu lebih dari cinta.


Beberapa hari setelah itu,Tak kusangka-sangka. Ternyata mereka berpacaran(mungkin). Presepsiku mengatakan seperti itu. Ya sudahah. Sudah saatnya dia bahagia,pikirku.
Namun,disaat Nela baru mencicipi arti cinta,datang masalah baru. Kak Cia,seseorang yang mengaku sebagai pacar Abang Tian,merusah dan menjatuhkan hubungan Nela dan Abang Tian. Aku berusaha membela Nela ketika kak Cia memprovokasikan hubungannya dengan Abang Tian.


'seharusnya adek sadar donk,Tian itu sudah dewasa,dan kami sudah bertunangan'
'adek tuh cari yang seumuran lah dengan usia adek,jangan ngerebut tunangan orang dong.'
'lupakan Abang Tian,kalo adek terus-terusan kayak gini,nanti adek sakit hati sendiri'
'kalo adek masih menjalin hubungan dengan Tian,kakak tidak akan segan-segan bilang sama ayah Nela,kalau Tian dan adek berpacaran ! Adek tau kan,apa yang akan terjadi jika kakak sampai bilang sama ayah adek?'


Itu sepenggal kata-kata yang dilontarkan Kak Cia pada Nela. Pedih. Bahkan Kak Cia juga melontarkan kata-kata itu padaku. Mungkin dia bermaksud untuk membuatku terpengaruh ucapannya. Tapi bagimanapun juga aku harus membantu sahabatku kan?


Hari demi hari. Aku semakin bimbang. Entah kenapa,Disisi lain,aku mendukung Nela sebagai sahabatku. Disisi lain,aku mengakui kebenaran dari ucapan Kak Cia. Memang benar,usia mereka terpaut jauh,7 tahun. Pola pikir Abang Tian pasti juga luas,tidak seperti kami,anak SMP. Pola pikir masih kecil dan terkesan masih 'bocah'. Dunia kuliahan,dia bekerja. Dan kami masih bersekolah. Aku juga berpikir bagaimana jika ayah Nela mengetahui hubungan ini? Bisa-bisa Abang Tian diusir dari rumah Nela dan dipecat dari pekerjaannya.


Kenapa? lantas kenapa aku membenarkan ucapan Kak Cia? Kenapa aku berbalik arah? kenapa aku begitu naif untuk memberikan sebuah kenyataan pada Nela?


Besoknya di sekolah,aku memberikan semua alasan pada Nela sambil menangis. Aku tunjukkan kenapa aku membenarkan perkataan kak Cia. AKU ADALAH SAHABAT YANG BURUK.


Setelah itu hubungan kami terkesan renggang dan dia tak banyak bicara. Setiap aku bertanya,ataupun berbicara sedikit,dia hanya menjawab 'owh',atau'ya'.kadang hanya memandang datar. Rasa bersalah ini semakin besar . Apa yang sedang kau pikirkan? apakah kau merasa aku dendam padamu,karena Abang Tian memihak padamu?
astaga,Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa kebenaran yang aku ungkap ini menyakiti hati sahabat sejati sepertimu?


Hari berlalu,sikap Nela perlahan mulai membaik karena masalah 'itu' sudah berlalu. Aku tau mereka berbaikan setelah Abang Tian mengklarifikasi masalah ini pada Nela dan Nela menerima semuanya. Meskipun di catatan pada hp Nela tertulis 'aku harus meningalkan abang karena tidak ada yang mendukung hubungan kita....'
tetapi aku sudah merasa itu penyelesaian masalahnya. Mungkin Abang Tian sudah berbicara secara baik-baik pada kak Cia sehingga dia tidak mngganggu hubungan Nela dan Abang Tian lagi.
Aku juga sedikit lega akhirnya masalah ini selesai. Otomatis Nela tak marah lagi padaku,namum sekarang Nela sedikit tertutup denga kisah cintanya. Bahkan sampai kelas 3,dan sampai kelulusan pun,Nela tidak pernah membahas kisah cintanya sedikitpun padaku.


Sekarang aku melanjutkan SMA di luar Kota Jakarta,sedangkan Nela melanjutkan SMA yang cukup terkenal di Kota jakarta. Semenjak berpisah, aku tidak tahu lagi apa kabar tentang dia. Terkadang aku SMS dia,tidak dibalas. Tapi tidak apa. Mungkin dia sibuk. Aku memang tidak tau satupun kabar tentang dia. Aku mulai sedikit kangen dia...........




Druutt...druutttt ..druttt.....
hp ku bergetar lagi. Ada yang meneleponku. Nomor yang berbeda dari nomor yang tadi. Aku tau,ini pasti Bang Tian yang menelepon. Aku berpikir untuk menjawab telepon darinya karena jam sudah pukul 12 malam,besok aku harus sekolah. Jadi,aku diamkan saja.
Drutt..druuttt...druutt...
telepon yang kedua. Aku mulai luluh,aku jawab aja deh.

Me : 'halo?'
   'adek rika,ini Abang Tian'.
me : 'Ya,aku sudah tau'
dia tertawa,beberapa detik kemudian suasana menjadi sepi. Suaranya berubah menjadi serius. Aku tau,inilah saatnya dia menceritakan masalahnya padaku.
Dia menghela nafas panjang.
   'apa kau pernah SMS Nela,ka?'
me : 'tidak,kalo aku SMS dia,jarang dibalas sama dia.'
    'jujur?'
me :'iya,abang'
dia menghela napas panjang lagi. Kemudian dia meneruskan ceritanya. Sekarang dia tidak tinggal dirumah Nela lagi. Semuanya sudah terungkap. Ayah Nela yang mengetahui tentang hubungan Nela dan Abang Tian sangat marah besar. Dia mengutuk Abang Tian dengan mengusirnya dari rumah. Tak lupa pula memaki dan menghina Abang Tian di kantor tempatnya bekerja. Abang Tian terlihat menderita,aku bisa merasakan suaranya. Terlebih ketika dia berkata bahwa ibu yang disayanginya meninggal dunia ketika dia diredung masalah seperti ini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana pedihnya hidup yang dijalaninya saat kehilangan 2 orang yang sangat dicintainya.

Bagaimana dengan Nela? Abang Tian bilang,sekarang Nela membencinya,lantaran dipengaruhi oleh pihak yang ingin menjatuhkan Abang Tian. Dan Abang Tian sepenuhnya mengakui bahwa semua yang terjadi ini adalah salahnya yang berani memacari anak orang kaya. Tetapi dia tidak menyesal. Sejak awal Dia sudah tau resiko yang akan diterimanya. Hanya saja ,dia tidak berpikir akan menjadi separah ini. Ketika dia bingung,akupun juga ikut bingung. Aku  harus apa? Kasih saran? Kasih semangat? Jika kalian menjadi aku,kalian pasti juga akan bingung.

'Mungkin ortu Nela pengen anaknya serius belajar,dan tidak mau terjerumus dalam jalan yang salah ketika memilih cinta.'
hanya itu yang bisa aku katakan padanya atas semua kata-kata yang diberikan padaku. Aku tidak mau banyak bicara. Tapi dia mendengarkan aku sebelum akhir ya dia melontarkan sebuah pertanyaan yang membuatku diam.
   'kenapa,adek?adek repot-repot ngasih saran untuk abang?'

Betul,untuk apa aku susah-susah memikirkan saran untuk dia,itu kan semuanya masalah dia,bukan masalah aku. Konyol sekali jika aku merasa deg-deg an !

   'adek,dengar ya pesan abang. Jangan pacaran dengan polisi di Z(nama kota di jakarta;tempat tinggal aku sekarang),terus,jangan bilang siapa-siapa soal malam ini,dan.....'
Me :'dan...?'
   'abang sayang sama adek'

KONYOL SEKALI! Mana bisa seperti itu,abang. Anda bercerita tentang kisah cinta anda dengan Nela,tapi setelah itu anda bilang bahwa anda sayang pada saya. Apakah anda mengerti bahwa cinta bukan untuk di umbar-umbarkan?

Tidak bisa seperti ini.  maapkan aku




Sabtu,22 oktober 2011

Hari kemarin seperti berlalu begitu saja. Tidak ada yang istimewa sehingga Abang Tian menghilang lagi tanpa kabar. Sebenarnya aku tidak apa-apa. Hanya saja ketika malam datang, aku mulai merindukan dia,meskipun hanya SMS,aku tetap menantinya. Aku tidak pernah berpikir sedang apa dia disana. Entah dia sedang sibuk bekerja,entah sedang kuliah,aku tidak tau. Dia bukan siapa-siapa. Dibilang teman bukan,dibilang abang juga bukan. Jadi dia itu siapa?
Aku tidak mengerti deh,Abang Tian. Dari hari yang dapat dihitung oleh jari,kau mengacaukan semua memori didalam otak dan hatiku. Sampai sekarang aku tidak tau mengapa kau mencariku,mencariku di fecebook dan akhirnya menenemukanku disaat aku sendiri. Seandainya saja,jika saat kau menememukanku aku sudah memiliki kekasih,mungkin aku tidak akan terpuruk dalam dilema ini.


Minggu,23 oktober 2011
'adekkkk'
Me: 'apa,Abang?'
'Abang kangen adek'
Me : 'masa? Setau aku,kemarin-kemaris SMS aku ga dibalas,telepon juga tidak diangkat'
'ah iya ya dek?'
Me :'entah lah'
'kok sewot sih dek? Tapi serius,SMS adek ga masuk kok. Malah abang yang SMS adek,ga dibalas sama adek. kartu adek ga aktip. Jadi abang ga telepon adek.
me:'bukan urusan saya kok.'
'kenapa sih dek? Merasa kehilangan Abang ya?

BENAR! Kata-kata abang barusan menusuk hatiku. Benar,aku kehilangan,Abang. AKU KESEPIAN.

'Abang lagi capek,adek. Jagain di gedung I(nama gedung olahraga di Jakarta). Lomba tarung derajat. Makanya jarang kontak adek'

Okelah. Aku mengerti dan untuk kesekian kalinya aku HARUS mengerti. Jika seperti ini terus, kapan Abang mengertikan aku seperti aku yang selalu mengertikan Abang?

'adek pindah sekolah aja ke sini(jakarta). Jadi Abang bsa liat adek terus.'
Me : kalau itu tidak mungkiin. Aku punya tanggung jawab yang besar disini(di kota Z). Tenang saja,Abang,jika takdir menggariskan kita untuk bertemu di suatu hari, kita akan bertemu.'

Setelah itu,pembicaraan berakhir.





Senin,24 oktober 2011

Aku suka Abang tian.

Kupandangi mukaku yang sudah memerah di depan cermin. Benar,aku menyukainya. Benar-benar menyukainya. Mungkin cinta lamaku telah bersemi kembali. Aku menyadarinya ketika semua anak-anak "Begajulan' mencandaiku dengan sebutan THT. Aku menmbenarkannya dan aku juga menyadarinya. Apakah ini awal yang bagus? Atau justru awal yang buruk? Bolehkah aku menyukainya,menyukai laki-laki berusia 26 tahun? Bolehkah aku menyukai laki-laki yang dulu pernah menyukai sahabat dekatku? Apa boleh aku berharap padanya?



Selasa,25 oktober 2011

2 hari tanpa kabar. Seperti biasa yang dilakukan oleh Abang Tian. Tapi aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Nothing special for today.



Rabu,26 oktober 2011

Abang Tian belum menghubungi aku juga.

Mestikah aku katakan? Apa perlu aku jelaskan padamu bahwa aku menantikan orang lain. Aku sedang jatuh cinta pada orang lain, dan aku sedang berharap pada orang lain? Orang lain itu tak lain adalah kamu, Abang Tian.

Lalu bagaimana dengan Abang Tian? Saat tadi malam,dia menghubungi aku. Meskipun hanya memelalui sms,aku tidak tau apa maksudnya tiba-tiba dia bilang kalau dia menabrak orang dan orang tersebut minta ganti rugi. Setelah ditelusuri arah pembicaraannya,ternyata dia hendak meminjam sedikit uang milikku. Dia tidak memiliki banyak uang untuk membayar tebusan tuntutan dari korban. Aku bingung. Mungkin memang aku punya sedikit uang saku. Bukannya aku takut kalau nantinya uang itu tidak dikembalikan tapi bayangkanlah. Apakah itu pantas untuk seorang 'polisi' seperti Abang Tian?

Aku berusaha untuk menjelaskan. Aku tau, materi adalah hal yang paling sensitif untuk dibahas. Aku bilang padanya.
' aku sih mau meminjamkan sedikit uang untuk Abang,tapi apakah pantas seorang laki-laki meminjam uang pada seorang wanita,bukan apa tapi kan Abang memiliki kuasa. N Abang bisa menggunakan kuasa itu untuk meringankan beban Abang. Aku sih tidak apa-apa jika abang ingin meminjam sedikit uang ku. Kan otomatis abang akan datang ke kota Z. Hehehehehe..'

Tidak ada sedikit niat untuk menyakiti hatinya. Sudah pasti dia kecewa padaku sehingga dia hanya membalas,'oh tidak apa-apa kok dek. Maap kalo ganggu. Makasih'

Dan dengan kebodohanku,aku hanya menjawab,'owh iya,sama-sama.'

Aku tidak tau apa yang mesti aku perbuat.



Kamis,27 oktober 2011

 Abang Tian tidak menghubungi aku. Aku tambah merasa bimbang akan semua ini. Ketika aku menanyakan,apakah uang itu memang diperlukan,dia hanya mejawab iya. Sekilas dia menanyakan kembali,berapakah uang yang aku miliki. Aku tidak ingin menyebutkan karena dia tidak menyebutkan berapa nominal uang yang ia perlukan. Setelah banyak tetek-bengek yang membuatku jenuh akhirnya dia berkata bahwa dia hanya berbohong,dia hanya mengujiku,dia hanya ingin membuktikan apakah aku menyayanginya atau tidak,apakah aku perhatian padanya seutuhnya atau tidak. Jelas aku tau bahwa dia telah berbohong sekarang. Pasti masalah kecelakaan itu benar-benar terjadi.
Aku tidak suka mengulang hal yang sudah pernah aku tanyakan. Saat aku bertanya lagi,APAKAH BENAR ITU HANYA BOHONG?
dan dia menjawab iya. Sudahlah lagi.


Jumat,28 oktober 2011

Ayahku sakit. Tulang kedua kakinya terasa dingin dan hampir tidak bisa digerakkan. Karena tidak tahan lagi menahan sakit tulang dan sendi yang dideritanya sejak lama. Akhirnya ayah bersedia pergi berobat ke Jakarta,sendirian.
aku dan keluargaku berdoa agar ayah selamat sampai tujuan dan mendapatkan pngobatan yang lebih baik di ibu kota. Dan ternyata setelah diperiksa,ayahku menderita ostheoritthis(pengapuran tulang). Setelah diberikan berbagai macam obat,akhirnya kondisi ayah membaik.

Saat malam hari,ayah menelepon.
  'ma,anak dari adik aku mau menikah hari minggu. Aku diberi tahu tadi. Apa kau akan datang ke jakarta besok.?

Ibuku berpikir,bagaimana bisa pergi jika tanggung jawab banyak sekali disini.

  'coba tanya pada Rika,mungkin dia mau ke jakarta.'
Saat diberi pilihan seperti itu. Aku langsung setuju. Jakarta=jalan-jalan,shopingg. Tanpa pikir panjang,aku menantikan Jakarta yang lama tidak kulihat. Aku menantikan buku,buku yang akan kubeli di toko buku,kaset,game, aku menantikan semuanya ,juga menantikan Abang Tian.

Abang Tian? Kok tidak terpikir dari tadi ya? Aku membayangkan bagaimana reaksinya jika tau aku akan pergi ke Jakarta. Bukankah itu yang dia inginkan sejak lama?

Segera aku SMS dia. Dan belum dibalas.

Aku membuat status facebook tentang aku yang akan berangkat besok,banyak yang berkomentar disana karena mungkin tidak menyangka aku akan pergi secara tiba-tiba. Aku mengerti dan mengatakan niatku ke Jakarta ,untuk menghadiri pernikahan sepupu ku.

Tling ! Bunyi chat masuk. Dari TH,Abang Tian.
  'besok ke Jakarta,kan? Mesti aku yang jemput.'
me : 'Aku tidak mau.'
  'kenapa?'
me: 'pokoknya tidak mau. Aku bisa pergi sendiri.'
  'memang besok naik mobil apa?'
me: 'mobil 'permata indah' '
  'jam?'
me: '11 pagi'
  'berarti aku jemput di sana. Jangan kemana2'
me : 'kok maksa sih?
  'jadi?'

DAMN. Kau tidak mengerti. Aku suka. Aku suka diperhatiin,aku suka diperhatiin,aku suka kalau abang..........

Druttt..drutttt....druuttttt
Abang Tian menelepon. Kenapa? Apa tidak cukup melalui chat facebook?

Me: 'halo'
  'mesti aku yang jemput'
me: 'aku tandak'
  'kok gitu?'
me: 'aku tidak tau abang.'
  'y sudah,kalau sudah nyampe kasih tau Abang ya, kita jalan Jalan.oke?'
me: 'oke'.

Setelah itu,aku menelepon sambil chat sama Abang Tian. Terdengar sangat konyol tapi itulah kenyataannya. Sangat seru. Apalagi saat dia berkata di chat dan telepon bersamaan. :)

Rika Rindany,maukah kau menjadi kekasihku?

Setelah itu aku tertawa. Dia merajuk . 'dek,ada saatnya kita serius,ada saatnya kita bercanda. Dan sekarang abang abang  sedang serius. Tolong adek jangan tertawa donk'

Me : 'hahaha. Maaf,maaf. Aku tidak terpikir. Em. Maaf. Aku tidak bisa. Ini bukan cara yang baik untuk menyatakan cinta.'
  'kenapa,sayang?'
Me: 'tidak ada apa-apa . Aku harus tidur,besok harus bangun pagi'
  'y sudah. Besok Abang tunggu ya.'



Sabtu,29 oktober 2011

Aku sudah bersiap. Semua pakaian termasuk gaun putih dan segala perlengkapannya sudah dimasukkan kedalam tas. Aku berpamitan pada sekolah dengan mengirm surat,juga berpamitan pada ibu dan abang adikku.

Setelah sampai ke loket Permata Indah dengan diantar abangku,aku duduk di belakang. Dan mobil berangkat pada jam 11. Tak lupa aku SMS Abang Tian,memberitahukan bahwa aku telah berangkat. Dia membalas. Aku katakan juga bahwa memang dia tidak bisa menjempuku karena mobil tersebut akan mengantarkan aku tepat pada tujuan. Dia kecewa. Tapi berjanji akan mengajakku jalan-jalan setelah aku sampai nanti.

---------

Sudah sampai dan aku duduk di depan tv di rumah sepupu ku yang akan menikah. Aku ingat akan janji Abang Tian. Tapi saat aku menelepon dia,hpnya tidak akif. Aku sedih dan ingin menangis. sepertinya sia-sia apa yang aku harapkan sejak kemarin. Kemudian aku menelepon Nisa. Menceritakan kekesalanku.

------------

Saat malam,barulah telepon Abang tian aktif. Abang tian mengaku bahwa sedari tadi hp nya tetap aktif. Malahan dia menunggu kontak aku dari tadi. Aku yang sudah terlanjur kesal,tidak bisa menerima alasan darinya.

Akhirnya aku meminta ayah untuk menemaniku jalan-jalan. Aku menangis dam ,malu sekali rasanya dilihat oleh banyak sepupuku. Ada apa denganku,mungkin begitu pikir mereka. Ayahku mengiyakan dan kamipun jalan-jalan di salah satu mall terbesar di Jakarta.
Aku bermain di arena bermain dan melampiaskan  kekesalan ku degan bermain 'loncat trampolin' dan 'bombom car'. Tak kuperdulikan telepon yang bergetar dari tadi di kantong celanaku. Pasti itu Abang Tian,masa bodoh.

  'ya sudah,Abang maen futsal dulu ya' katanya.





Minggu,30 oktober 2011

Pagi-pagi Abang Tian sudah meng-SMS aku,menayakan jam berapa akan pergi. Aku menjawab,mungkin jam 9 pagi. Dan dia menunggu.

Aku juga menunggu dia. Bahkan saat sepupuku mengajakku ke mall yang baru dibangun di Jakarta,aku menolak. Aku ingin menunggu Abang Tian. Meskipun sepupu aku memaksa,aku tetap bersikeras tidak mau pergi.

Jam 12 sudah. Aku kecewa. Sepenggal SMS dia kirim. Motor yang akan dia gunakan untuk jalan-jalan bersamaku dibawa oleh adiknya. Sampai jan 2 pun,adiknya belum datang juga. Aku menangis lagi,kali ini tidak disaksikan oleh sepupuku. Aku malu. Aku mencoba untuk memakluminya,tetapi tetap tidak bisa. Aku sempat merasa egois tapi itulah yang aku inginkan sekarang.

Abang Tian menelepon. Dan aku acuhkan. SMS masuk dan dia berkata akan mendatangi tempat pernikahan itu nanti malam. Aku mengiyakan. Kuanggap itu sudah cukup

Aku pun memaksa ayah lagi untuk menemaniku. Ayah pun bertanya,kemana teman-teman waktu smp? Aku hanya bilang,sibuk.
Ayah pergi membawaku ke rumah makan mewah untuk makan siang. Setelah itu kami pergi ke tempat sepupuku yang akan menikah. Banyak persiapan disana,ada jas untuk laki-laki (sepupuku dari pihak laki-laki), makanan dan arak.
aku ditawarkan untuk pergi ke salon oleh adik sepupuku yang akan menikah itu,aku menyetujuinya. Daripada aku menunggu disini,sebaiknya aku ikut saja.

-----------

Saat pernikahan itu pun tiba. Aku pergi dengan menggunakan mobil. Aku menggunakan gaun putih kemeja dan sendal highheels yang super tinggi. Agak canggung karena secara aku sedikit tomboy. Gugup,pasti.
Saat pertama kali,aku pikir pernikahan iu akan dilangsungkan di Hotel,seperti biasanya aku menghadiri pernikahan keluarga ayahku yang lain. Tapi kali ini,pernikahan ini dilangsungkan di Klenteng G yang terletak di Jakarta Utara. Tentu saja aku terkejut,bagamiana juka seandainya Abang Tian DATANG ke tempat ini? Ini akan membuat suatu keganjilan.
Segera aku SMS dia. Tapi TIDAK DIBALAS. DIA SANGAT MENYEBALKAN. Ya sudahlah. Aku nikmati saja setiap detik di pernikahan ini. Aku befoto ria. Makan setiap makanan yang diantar pelayan dengan lahapnya. Semua sepupu yang berada satu meja denganku menatap heran. Aku hanya tersenyum dan meminum 2 gelas lagi. Dan ternyata aku mengambil gelas kecil yang berisi air arak. Dan setelah itu aku mabuk.

Saat pulang ke rumah. Aku masih sedih dan agak sedikit pusing . Kata sepupuku yang 1 kamar denganku,aku ngomong tidak jelas sepanjang perjalanan. Aku tertawa. 'Aku terminum arak tadi,entah gelas punya siapa ya tadi itu.?'
Dia tertawa,kemudian melihat foto-foto yang diambil saat perniakahan tadi di kamera digitalnya. Aku menelepon Nisa. Menceritakan sikap Abang Tian yang plin-plan. disaat itu aku menangis,manandakah putusnya harapan aku untuk Abang Tian. saat itu hujan mengguyur kota Jakarta.

Tak lama setelah aku selesai bertelepon dengan Nisa,Abang Tian menelepon. Aku sudah sangat sedih, aku paparkan semua nya kepadanya. Aku marah,aku kesal,dan aku sangat beharap padanya. Aku juga bilang bahwa besok aku akan pulang ke kota Z. Mengingat bahwa aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi, Aku marah,memakinya dan menyebutnya seorang pembohong. Dia tidak terima disebut sebagai pembohong dan memutuskan telepon. Padahal bukan itu yang aku mau. Aku mau dia mengerti bahwa aku menantinya. Meskipun dia berkata bahwa dia akan pergi ke rumah sepupuku saat hujan-hujan begini. Aku tetap menantinya.
Hujan malam hari,benar-benar menggambarkan perasaanku saat itu.



Senin,31 oktober2011


Sudah selesai sudah. Tidak ada lagi cerita tentang Abang Tian. Semua anak Begajulan bersimpati padaku. Sejujurnya aku ingin sekali bertemu dengannya,saat itu aku mengingat ucapanku padanya

  'tenang saja,Abang,jika takdir menggariskan kita untuk bertemu di suatu hari, kita akan bertemu.'

Aku bersedih lagi. Tidak ada kesempatan lagi.
Ayah mengajakku makan pagi di sebuah warung mie pangsit. Saat aku sedang makan,sekitaram setengah 9,Abang Tian menelepon,mengatakan bahwa dia sudah di depan lorong rumah sepupuku itu.
JELAS AKU PANIK! Bayangkan,aku sedang bersama ayahku,dan dia sedang menunggu. Cepat-cepat aku makan. Dan secara tidak langsung aku mengatakan pada ayahku bahwa aku ditunggu teman di depan lorong. Ayahku pun makan dan mengantarku pulang.
Saat turun dari motor,aku langsung berlari ke luar lorong. Ayahku berteriak agar temanku saja yang masuk ke dalam lorong ini. Bagaimana bisa? Dia kan laki-laki.
saat di depan lorong,aku melihatnya. Tapi......ternyata ayahku membuntuti dari belakang ! owh my god!

  'mana temannya?'
me : 'emm..itu pa,masuk ke mini market itu'
  ' ya sudah.'
me : 'aku pergi dulu ya pa.'
celingak-celinguk menyaksikan kepergian ayahku. Setelah pasti ayahku pergi,aku berlari ke arahnya. Dia memakai kemeja,memang stlyenya kali.
saat menatap matanya, benar. Aku sangat kangen padanya. Aku tidak bisa membencinya atas semua janji yang dia berikan padaku. Aku sangat menyayanginya. Aku kangen dia. Dan saat berada di motornya,aku salah tingkah,menentukan sikap. Inilah Abang Tian. Aku ingin menangis lagi.

  'aku dak terima dibilang pembohong. Makanya aku bersikeras keluar kantor supaya bisa ketemu adek'

Sekitar jam 9 kmi mulai jalan-jalan. Sepanjang jalan tidak hentinya kami bercerita. Banyak,banyak sekali yang dia ceritakan padaku. Dan kami singgah sebentar ke supermarket untuk membeli buah cina.

Setelah selesai. Dengan sangat menyesal dia berkata bahwa dia harus pulang ke kantor. Dia mengambil jam istirahat sebentar untuk menemui aku. Aku sedih,jelas aku kecewa. Kenapa hanya sebentar saja?
  'kenapa dek? Jangan cemberut gitu ah. Ga bagus liatnya.' katanya sambil mengelus rambutku.
Me :'aku ga mau pulang'
  'y sudah kita jalan jalan bentar ya.'
setelah dia berkata seperti itu,aku tersenyum lebar.

Kami berjalan-jalan lagi. Bercerita lagi tentang banyak hal. Sesekali dia mengelus poni rambutku. Ah,aku jadi suka rambutku ini.

Poto,iya,aku baru ingat poto ! Kuutarakan niatku untuk membuat kenang-kenangan hari ini. Agar aku selalu ingat tentang Abang Tian. Awalnya dia menolak.tetapi.....
  'pokoknya kalo ga mau poto,aku ga mau pulang.'
dia geram. Aku tertawa. Mau tidak mau dia pun sibuk mencari tempat yang pas untuk berfoto. Beberapa kali akuu menunjuk beberapa tempat strategis seperti bak sampah,tumpukan sampah,dan jalan yang rusak. Dia tertawa dan mengelus poniku lagi.

Setelah berputar-putar,akhirnya kami ke taman Jakarta. Disanalah kami berhenti. Ada sebuah gazebo dan kami berteduh disana. Aku diam.
  'jadi ga neh?'
me : 'jadi dong' kataku sambil mengeluarkan hp dari kantong.

Akhirnya kami berfoto. Sangat menggelikan. Aku menyembunyikan foto itu. Malu.
  'liat dong dek' abang Tian merebut hape nya.
Me : 'ya malu ah. Buruk' berebut hape

Diam.
Me: ' merajuk ya. Y udah nih liat,bentar aja.'
saat melihat foto itu,dia terkekeh.
  'sudah,dek?'
me :'iya sudah.' aku bangkit dari tempat duduk. 'Ayo,mau pulang gak?'

Dia tertawa dan mengelus kepalaku (lagi). Aku suka.
  'nanti kita jalan-jalan lagi ya,kalo adek ke Jakarta lagi.'

Kamipun pulang. Dijalan. Dia berkata lagi bahwa aku banyak janji padanya. Aku memutar kata,aku bilang bahwwa dia juga berjannji padaku.
  'oh yang itu.'
me: 'bagaimana?'
  'dengarkan abang. Adek,mau dak adek jadi pacar abang?'
me : ' em,kalo iya kenapa,kalo tidak kenapa?
  'kok jawabnya begitu sih?'
me: 'jadi maunya apa?'
  'iya atau mau.'
me : 'aku mau jawab 'boleh' aja deh.'
  'adek ne mau maenin abang ya?'
me : 'ya enggak lah. Hahaha. Ulangi lagi pertanyaannnya.'
  'mau ga adek jadi pacar abang?'
me : ' iya,aku mau'
Saat itu,aku resmi jadi kekasihnya.
  'pokoknya,adek kau tau,kita pasti tidak bisa selalu bersama. Kita pasti pacaran jarak jauh. Kita tida, boleh hilang kontak. Oke sayang?'
me  : 'oke. Janji?'
Aku mengulurkan jari  kelingking tanda janji setia. Dia mengulurkan jari kelingkingnya juga ke jari kelingking ku . Jari kami terpaut erat dan di mengarahkan jari kami itu ke dada kanannya.
  'janji'
saat itu aku merasa jantung ku berdetak tak karuan. Serasa mau mati. Seumur hidupku,baru kali ini aku merasa dekat dengan kematian.

2 jam berlalu dan dia mengantarku pulang. Aku ucapkan selamat tinggal padanya karena jam 1 siang nanti aku akan pulang ke kota Z. Aku baru ingat,dari tadi dia tidak membahas soal uang ataupun kecelakaan yang dialaminya tempo lalu. Syukurlah.

Saat dirumah. Aku terus meraba poni rambutku yang sering dielus olehnya baik di jalan maupun di taman tadi. Dia tau kesukaanku adalah ketika dielus di bagian kepala. Aku mungkin akan merindukannya.



Selasa,1 november 2011

Kebiasaan lama terjadi lagi. Abang Tian tidak SMS aku lagi. Tidak apa. Aku harus memaklumi. Buakannya itu yang disebut pacar yang baik?
Nothing special for this today.



Rabu,2 november 2011

Belum ada kontak dari Abang Tian. Aku masih tetap mengerti. Mungkin beginilah jika aku berpacaran dengan orang yang fokus berkerja.
aku tidak apa-apa. Tapi aku kesepian.



Kamis,3 november 2011

Masih belum ada.
jadi aku harus bagaimana? Haruskah aku selalu menanti malan untuk bersamamu? Pagi,Siang,sore kau selalu sibuk, Sedangkan aku? Aku selalu berada disini untuk mu. Aku selalu ada saat kau perlukan aku. Tengah malam kau menelepon aku,kadang-kadang aku angkat meskipun sedang setengah sadar. Dimanakah kamu?

Kudengarkan lagu vierra,kesepian. Itu yang menjadi nada sambung pribadimu. Aku jadi menyukai lagu itu karena itu menggambarkan perasaanku sekarang padamu.

Kemana..kamu kemana..
kesini,bukan..
dimana..kamu dimana,.
Disini,bukan..
katanya pergi sebentar..
ternyata,,lama..
tahukah aku sendiri..
menunggu,,kamu..
Jangan pergi-pergi lagi..
aku tak mau sendiri..
temani aku tuk sebentar saja..
agar aku tak kesepiann...




Jumat,4 november 2011


Aku sudah lelah akan semua ini. Aku capek,hatiku kosong. Aku tidak bisa menunggu. Aku bosan.
aku harus memperjelas semua keadaan ini,keadaan yang menguras hatiku secara perlahan,kau tau teman. Mungkin dia tidak benar-benar menyayangiku.
mungkin kangen saja tidak. Buktinya ya ini.

Pikiranku berkecamuk. Semua yang negatif tentang Abang Tian mulai bermunculan. Aku pusing. Aku semakin bingung menentukan sikap.

Flashback..
untuk apa dia mencariku? Untuk apa dia repot-repot membeli kartu perdana hp untuk meneleponku malam itu,selain untuk menceritakan tragedi kehidupannya bersama Nela.
dia punya banyak waktu untuk Nela,terlebih saat aku memberikan nomor hape nela yang diminta olehya. siapa tau,dia telah bersama Nela saat ini.

Aku menyangka semua ini hanya dasar Nela. Dia masih menyayangi Nela. Dan semua kata-kata cintanya padaku semuanya bohong.

"PUTUS" adalah kata yang terlintas dikepalaku. Ya,bagaimana jika aku putus saja?

  'abang,kita putus ya?'
SMS singkat terkirim,dan beberapa JAM kemudian dia membalas,'ap maksudnya?'

Sudahlah. Aku lelah.



Sabtu,5 november 2011

Seiring tanpa kabar untuk kesekian kalinya, membuatku bertambah yakin bahwa semua presepsiku benar. Yeah. Dengan ini semua berakhir. Aku yakin dia menerima keputusan sepihak dariku.



Minggu,6 november 2011

Seandainya kita masih bersama,Abang Tian, mungkin lagu ' karena aku t'lah denganmu' yang dinyanykan oeh ari lasso dan Ariel Tatum adalah lagu yang pas untuk menggambarkan kisah cinta kita.

Malam ini aku mencoba  untuk tidak berharap . Biarlah. Mungkin memang kau inginkan berpisah dariku.

Drutt....drutttt.... Druutttt...
ah,Abang Tian !
Aku mengangkat telepon darinya. Berusaha ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Tap tetap saja,aku tidak bisa berpura-pura saat dia menanyakan 'kenapa?!'

Aku ingin menangis. Dia berkata seperti menghakimi aku. Dia berkata seperti menyudutkan aku. Rasanya pedih sekali.

Me : 'tidak ada apa-apa.'

Kemudian dia menyebutkan beberapa sangkaan yang tidak benar. Dia mengatakan bahwa aku bosan dengannya,ada laki-laki lain. Bagaimana aku memiliki laki-laki lain jika aku hanya mencintai kamu,Abang?

Aku paparkan bahwa aku lelah. Aku kesepian. hatiku kosong Aku katakan bahwa dia hanya membutuhkan aku ketika dia perlu saja. Betapa sakitnya jika saat itu aku tidak mengatakan apa yag ada di hatiku. Aku mencoba manahan tangis.

Intospeksi diri. Itu kata terakhir yang dia sampaikan padaku. Introspeksi diri,katanya? Menyebalkan. Apa yang membuatmu berpikir seperti itu. Aku berkata semuanya atas dasar cinta,karena aku ini 'pacar' kau.

Oke. Aku terima dan semuanya kembali seperti semula.


Senin,7 november 2011

Lost contact with him.
nothing special for this today



Selasa,8 november 2011

Lost contact again with him.
nothing special for this today.



Rabu,9 november2011

Disaat sepi seperti ini. Aku termenung lagi. Inikah yang disebut pacaran jarak jauh? Atau apa? Aku tidak mengerti.
Aku membayangkan,apakah Nela juga mengalami ini ketika dia bersama Abang Tian. Dan aku ingin tau,kenapa cinta ini terpaut dalam usia yang sangat jauh.
Usia,ya. Benar juga. Kenapa tidak terpikirkan. Dia sudah dewasa dan seharusnya ini bukan saatnya untuk bermain-main lagi. Dia harus fokus untuk masa depannya. Dan masa depannya itu jelas bukan aku.
keika menyadari itu,aku merasa orang yang paling berdosa. Aku memberikan harapan kepada seseorang untuk menungguku. Aku tidak mungkin bisa menyanggupinya. Karna mungkin saja jika kisah cinta ini tidak akan semanis awalnya.
aku terdiam. Aku tidak tega untuk menyampaikan hal ini pada Abang Tian aku takut akan menyinggung perasaannya. Aku tau,akan lebih sulit jika Abang Tian mengetahui isi hatiku yang sebenarnya.

Aku minta  bantuan Nisa. Untuk membantuku melepaskan diri dari ikatan dinta yang akan membunuh aku dan Abang Tian secara perlahan. Aku memintanya mengirimkan pesan singkat yang terdengar lembut tapi menusuk.

Abang Tian menerima pesan singkat tersebut dan menanyakannya padaku. Aku yang tidak bsa berbohong,mengucapkan suatu kebenaran. Dia diam saja. Kemudian ia tidak menghubungi aku lagi sampai malam datang.



Kamis,10 november 2011

Aku berusaha unuk tetap tersenyum jika aku sedang bersama dengan teman-temanku.
belum terpikir tentang Abang Tian. Namun pada saat belajar matematika. Dia menyuruhku menghubunginya. Aku menyanggupi dan meminta izin untuk keluar sebentar kepada guru matematika yang sedang mengajar saat itu.

Aku meneneleponnya dan dia mengangkat. Kemudian aku diberikan beberapa pertanyaan darinya atas kejadian kemarin. Jelas,setelah banyak bacod yang arahnya kemana,akhirnya aku juga yang dituduh berbohong. That's right.

Aku masuk kedalam kelas dan kembali belajar. Saat pulang,aku menelponnya lagi untuk memberikan penjelasan. Tapi hasilnya nihil. Tetap aku yang salah. Dan aku yang selalu mengalah.

Nisa melihat dan mencoba menghubungi Abang Tian dan melurskan permasalahan ini. Aku jadi merepotkannya karena dia ikut terseret dalam masalah cintaku ini.

Aku pulang dengan Ara. Sepanjang jalan aku tak banyak bicara. Aku pusing,aku lelah. Akupun menelepon Nisa. Dia bilang masalahnya sudah selesai. Aku mengiyakan dan SMS Abang Tian.

  'terima kasih untuk semuanya'
  'jahat'
  'adek sudah bohongi Abang.'
  'kan dari awal aku sudah bilang,aku paling dak suka dibohongi. '
  'sudahlah,semuanya adek yang nyuruh'
  'dak usah hbungi aku lagi.'
  'kita putus.'


Saat SMS terakhir masuk. Semua kenangan indah dari awal muncul dari pikiranku. Semuanya. Saat dia mencariku di facebook, Saat dia meneleponku. Saat dia menceritakan kisahnya padaku, saat dia percaya padaku. Saat dia bilang sayang padaku, bahkan saat aku bersamanya di Jakarta mulai bermunculan di benakku.
saat dia menyatakan cinta dan ketika kami bersama menyatukan kelingking kami. Semuanya seperti diputar kembali. Rasa deg-degan. Rasa tak ingin pergi dari Jakarta saat itu,dan saat dia mengatakan dia menyayangiku. ketika dia memintaku untuk tinggal di hatinya. Ketika dia mengelus kepala dan poniku juga seperti terulang kembali. Semuanya indah. Semuanya karena cinta. Aku menerimanya karena cinta. Aku selalu menunggunya karena aku selalu kangen dia. Aku selalu menantinya. Aku tidak perduli istilah 'I LOVE U,BANG OR I LOVE U,OM!. Mau orang bilang apa,aku tidak perduli ! Aku menyayanginya. Aku mencintainya! Kenapa disaat kami akan berpisah,semua rasa cinta itu ditunjukkan kepadaku. Kenapa disaat aku harus meninggalkannya,rasa ingin bersamanya timbul lagi?

aku tidak mengerti. Mungkin inilah yang harus kulalui. Menangis di atas keputusanku sendiri.



Jumat,11 november 2011

Aku mencoba menghubunginya lagi. Aku meneleponnya tapi terkadang di reject olehnya. Aku mencoba SMS tapi tidak pernah dibalas. Apakah seperti ini akhir cerita yang sebenarnya? Hanya seginikah kisah cinta kita?terkadang perih jika aku mengingatnya. Kenangan itu masih terbuka dalam ingatanku. Aku mungkin masih ingin dia bersamaku. Apakah dia masih mencintaiku?



Sabtu,12 november 2011

Aku bingung untuk semua yang terjadi. Aku ingin terus bersamanya tapi jika aku bersamanya,dia tidak akan serius untuk kehidupannya. Aku memikirkan masa depannya karena aku menyayanginya. Aku sayang padanya. Aku ingin dia bahagia dengan keseriusannya mulai dari sekarang. Dia tidak bisa terus bermain-main dengan cinta. Jika dia selalu bersamaku,semua cinta ini akan berakhir perih. Percuma jika kita terus menjalin cinta jika akhirnya kita akan berpisah dengan cara yang menyakitkan satu sama lain. Lebih baik berpisah sekarang sebelum aku benar-benar sangat menyayanginya. Mungkin ini yang terbaik. Maafkan aku.
aku menelponnya berulang kali. Tetapi tidak pernah diangkat. Saat malam, aku meneleponnya lagi. Aku sendiri. Aku meneleponnya lagi. Kali ini air mataku sudah ingin keluar. Aku ingin meluruskan semua ini,aku ingin dia mengerti. Aku ingin tak ada salah paham. Aku tidak mau dia membenciku.

Setelah berulang kali tidak diangkat,aku menyerah. Aku mengetik beberapa kata untuknya. Isinya seperti ini :

"Kalo dak mau angkat y wes,aku ngomong lewat sms baee..
Mungkin memang aku yg salah,aku udah bohongi abangg..
Tadi niatny cuma nak ngtes abngg bae.dag tauny malah jadi macam ne..
Sekali lg,aku mintak maap kalo itu tu nyakti hati abangg..

Trus soal putus t..cobakla dipikir lgi..
Pas aku jugag bilang gitu jg sama abg tempo hari lalu,,aku masih mau mendengarkan abg,aku masih mau nelpon abg..
masak pas abg bilang puttus,aku nelpon abg,g diangkat,.abg ga mw dengarin penjelasan aku.
N misalny kita putus,.y sudahlah. ..Aku sh trserah abg,asal..aku mintak sm abg..tolong jgn benci aku lagi...

Setelah itu aku menangis. Berakhir. Sudah berakhir. semua kisah cinta selama 31 hari. semuanya sedah berakhir dengan sangat meneydihkan. kita tidak ditakdirkan untuk selalu bersama. kehidupan cinta kita hanya disinggungkan oleh Tuhan untuk sebentar saja. dan kita tidak bisa menolak hal yang seperti itu.

mengertilah abang Tian. maafkan aku jika selama ini aku selalu menyakitimu.

Abang Tian... CLBK-ku..
senang bertemu denganmu.
aku sayang kamu,aku cinta kamu,aku mengharapkanmu,..dann



aku harus meninggalkanmu dan semua kemangan kita.




























Pada hari mingu,13 oktober 2011,buku itu telah mencapai lembaran yang terakhir. Lembaran dalam buku itu telah habis. Semua cerita telah di tuliskan. Semuanya cerita cinta dengan Abang Tian. Tak ada yang lain. Aku menatap buku itu sekali lagi. Cover sepasang kekasih yang berjabat tangan yang sangat mesra. Aku membalik buku itu,mengusap air mata yang mengalir. Buku itu kunamakan 'diary 31 hari' karena Diary itu memang berjumlah 31 hari.

diary 31 hari,diary ini memang dikhususkan hanya untuk kau semata.



demikian 'cerpen'(mungkin) dari saya. jika ada kesamaan nama,tempat,dan kejadian semua itu hanya imajinasi dan mimpi sang penulis, atau dengan kata lain hanya kebetulan semata.






Karya anak bangsa :)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????