Jangan pernah main-main dengan cinta, karena bagian terpedih dari akhir ceritanya adalah KARMA.
Aku tidak tau bagaimana melukiskan perasaanku yang telah luluh lantah;tak terbentuk lagi. Semuanya seperti melayang dalam rotasi yang sama, dan semua itu menyakitkan. Aku lupa caranya kembali seperti yang dulu karena aku kehilanganmu.
Kejadiannya sama persis seperti 8 bulan yang lalu, ketika aku masih bersama dia. Dia yang terbang ke Jakarta untuk meneruskan kuliahnya di universitas swasta disana. Aku yang saat itu mencintainya, rela menunggunya dan tetap bertahan dalam jarak beribu kilometer yang entah kapan bisa bertemu.
Sebulan kemudian, aku diterima di universitas negeri di kotaku. Aku yang berasal dari kabupaten, harus pergi ke kota dan menjalani aktivitas seperti anak rantauan. Dan diantara hiruk pikuk seperti ospek, pendaftaran ulang, dan segala macam inilah akhirnya aku bertemu denganmu.