Minggu, 06 Oktober 2013

Tidak Bisa Pulang

     Kau tau apa yang sedang kurisaukan saat ini?
     Ya, kau pasti mengerti. Kau benar-benar kekasihku yang hebat!

     Sungguh, aku bahagia memilikimu.
     Kau adalah yang terbaik yang pernah kumiliki. Kita bertemu di kota ini;di tempat ini. Ketidakpercayaanku pada cinta pandangan pertama, tidak merunkan semangatmu untuk terus mengukir cerita tentang kita.


    Terlalu sebentar kau disini, kau tahu. Aku sangat merindukanmu dan semua kenangan yang terlanjur kita lewati berdua. Ingatkah kau saat kita menatap bintang itu? Oh tidak, aku pasti lupa. Toh, kita tidak pernah bertemu dengan bintang saat kita tengah menikmati sepoi-sepoi malam di jalanan. Setidaknya, saat itu kita berada pada dekapan langit malam yang sama, yang selalu ada untuk kita.
     Aku merindukan langit malam itu, meskipun terkadang hanya hitam tanpa sinar sang bintang. Aku ingin kembali kepada langit malam itu, meskipun terkadang kau melupakannya dan enggan untuk bertemu dengannya. Aku selalu mengingatmu sambil bercengkrama dengannya saat kerinduan mulai mengganggu pikiran batinku. Aku ingin bertemu, denganmu. Dan juga dengannya, sang langit malam kita.
    Aku ingat, saat kita menyusuri seluruh kota ini. Ku dekap tubuhmu erat ketika angin mulai menggelitik mesra. Betapa damainya perasaanku saat itu. Kau seperti penghangat yang selalu ada untukku. Sigap membuatku merasa kembali tentram. Jiwaku tenang. Kaulah yang selalu kuinginkan untuk terus hidup dalam hati ini.
    Aku tidak ingin melupakan tiap serpihan cerita yang kita goreskan dalam bahagia dan tangis ini. Semuanya sangat berarti, semuanya teramat indah. Bahkan aku tak mampu menjelaskan bagaimana perasaanku saat kembali ke rumah kita, menginjakkan kaki di kota kita. Seakan-akan menjelaskan betapa berharganya waktu yang telah kita jalani bersama.
    Kusematkan namamu dengan merdu di tiap udara sejuk meniup telingaku mesra. Aku merindukanmu di ujung sana, di bumi orang. Aku merindukanmu di tiap hembusan nafasku, selalu. Kupilin tiap tempat-tempat yang selalu kita datangi berdua. Dan sekarang, aku datangi kembali tempat itu, sendiri. Oh, tidak. Aku tidak sendiri. Selalu ada kamu, di hati.
    Kupejamkan mataku kembali. Ada kesedihan disana. Tahun ini kau tak bisa pulang menemui kekasih hatimu ;aku. Terlalu banyak tugas, terlalu banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan. Dan aku senantiasa mengerti dan akan selalu memahami keadaanmu disana.
    Aku merindukanmu, seperti nafas yang tiada hentinya berhembus untukmu.

Untuk sang pejuang waktu, pembunuh jarak, dan pelindung kepercayaan;kita.




 



Maria tanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????