Minggu, 06 Oktober 2013

Rapuh

Pesonamu itu,
Menenggelamkan aku dalam kapal tanpa nahkoda.
Menorehkan setiap titik dimana aku kembali pada kerinduan yang bermuara kegelisahan
Memutuskan semua jawaban mengapa aku denganmu.
Di cerita kita, itu awal kita. Apa?

Sepiku bersandar pada rapuhnya aku mengeja cintamu yang mulai menghanyutkanku.
Sketsa wajahmu memasungku di pucuk rindu kesumatku untuk kembali denganmu.
Semestinya kita bisa masuk dalam badai;berputar tanpa tepi di pusaran cinta.
Seandainya.


Tak selesai detak jantungku kukejar,
Mengutip namamu yang terlukis indah di kerlingan mata dan pikiranku.
Selalu, selalu.
Senyuman yang berguling indah, tawa yang membisikkan lelucon dalam cakrawala lalu.
Menancapkan kenangan, dan hilang.

Jarak yang menatap nanar;mentertawakan aku dalam ketidakberdayaanku melawan rindu yang tiada habisnya bermigrasi di hatimu.
Menjadikanmu satu-satunya tujuanku melabuhkan dinding bertuliskan seluruh cintaku yang selama ini kutumpu untukmu.
Kehilangan tanya yang membuatku kembali untuk keraguan tanpa akhir.
Entah!

Aku diluar kendaliku, sulit untuk membaca kenyataan yang halamannya telah dirobek hatiku.
Cerita tak pernah usai untuk meradang setiap aku mengeja namamu di setiap baris pilu-ku.
Seakan menampar punggungku, memaksaku untuk melihat duri yang tertancap di relung hati.
Kita berpisah. Ya, itu akhir ceritanya.
Aku tak ingin kita saling melukai, meski luka itu tetap akan menganga. 










Maria Tanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????