Sabtu, 30 Juni 2012

Ingin Bertunangan Denganmu

"Aku ingin bertunangan denganmu" ujar Alin sambil menatap Kenzo yang asik dengan tablet PC nya. Cowok hitam manis yang sedari tadi tidak memperperhatikan sang pacar langsung menghentikan aktivitasnya bermain Angry birds. Sekarang sepasang mata itu bertemu. Suasana menjadi hening.

Beberapa menit berlalu,akhirnya Kenzo buka suara

"Aku tidak bisa,aku belum siap."

Senyum Alin kian meredup. Matanya mulai berair disertai dengan genggaman kuat kedua tangannya di rok panjangnya. Berusaha menahan agar tetesan air mata tidak jatuh dari bola matanya yang semakin memerah.


Sudah 3 tahun Alin dan Kenzo berpacaran. semenjak mereka mengambil jurusan yang sama di kampus ini. Sudah lama Alin memutuskan untuk berhenti kuliah dan bekerja,sedangkan Kenzo masih melanjutkan kuliah demi mendapatkan gelar sarjana hukum.

Sebenarnya,Alin sudah menyangka,bahwa Kenzo akan menolak permintaannya yang sudah terlampau jauh. Alin tau,akan semakin suliit untuk Kenzo mencari tambahan biaya. Bahkan untuk membeli cincin tunangan saja,mungkin Kenzo harus menabung keras. tapi entah kenapa,Alin masih ingin egonya yang tinggi itu dapat terpenuhi.

Kenzo menghela nafas panjang. "Kenapa tiba-tiba,sayang?"

"Aku hanya ingin memastikan apakah kau serius denganku."

"Aku serius denganmu,buktinya...."

Druttt..druttt.....druttt....
Ponsel di saku kiri celena Kenzo bergetar. Namun,Alin ikut merasakan getaran ponsel Kenzo karena tangan Alin berada tak jauh dari saku kiri Kenzo. Kenzo seperti salah tingkah saat mengeluarkan ponsel android nya. Di layar ponsel,tertera nama yang asing bagi Alin yang diam-diam sedikit melirik. Kenzo kembali memasukkan ponsel tersebut ke sakunya.

"Kenapa ga diangkat?" Tanya Alin

"Ga penting"

"Aku mau liat dong"

"Enggak,cuman telepon dari orang kampus kok."

"Tapi aku mau liat"

"Kamu ini bandel banget kalo dibilangin ! Udah deh jangan terlalu posesif jadi cewek."

Kenzo bangkit dari tempat duduknya,meraih tablet yang tergeletak di kanan bangku dan meninggalkan Alin. Wajahnya sangat kusut,kesal dengan sikap Alin barusan. Sesungguhnya Kenzo sangat takut,takut jika Alin mengetahui bahwa yang menelepon tadi pasti Rina,selingkuhannya.

Tidak mau tinggal diam, Alin ikut berdiri dan mengikuti langkah Kenzo dengan susah payah. Air mata jelas telah tertampung di bawah matanya dan mulai turun di sudut matanya yang bening. Alin terus berteriak memanggil Kenzo yang sudah menjauh. Alin tidak mampu mengejar langkah Kenzo yang tak terlihat lagi.

Langkah alin terhenti. Sedetik kemudian Alin terduduk di tanah tanpa bisa bangkit lagi. Mengerang kesakitan sambil menggenggam erat tulang perutnya yang mulai terasa nyilu. Cukup lama Alin merasakan kesakitan luar biasa di dalam perut kecilnya. Terlihat Orang-orang mulai simpati padanya. Sebagian mendekati Alin yang terbaring ditanah,sebagian hanya melihat dari kejauhan dengan tatapan ingin tau. Ortang mulai berisik disekeliling Alin,ada yang berteriak meminta bantuan,ada juga yang memanggil orang lain untuk mengangkat tubuh Alin dari tanah. Namun,Tak sampai alin mengucapkan kata 'tolong',kesadaran Alin mulai lenyap tanpa ingat apa yang terjadi setelahnya.

--------------------------------------

"Sayang,sampai kapan kita mau kayak gini terus? Kamu ga ada niat ya untuk kita lebih serius lagi?"

Wanita berambut panjang,bergelayut manja di pelukan tubuh laki-laki hitam manis di taman kampus. Laki-laki itu tak lain adalah Kenzo. Kenzo hanya terdiam,melamun. Pikirannya berkecamuk . Hatinya resah memikirkan 1 nama,Alin.

Ya,Alin. Alin sekarang sedang apa? Apakah dia marah sejak kejadian kemarin? Kok tidak menghubungi dari semalam? Nomornya juga tidak aktif? Apa dia baik-baik saja?

"Sayang,kok diem sih? Kamu denger aku kan?"Ujar wanita itu menyenggol tangan Kenzo,dengan kerasnya. Kenzo langsung tersadar dan menatap wanita itu tajam,seperti terganggu dari lamunan panjangnya.

"aku punya niat,Rina. Niatku adalah menyudahi hubungan kita."

Wanita itu ternganga. Seakan disambar geledek di siang bolong. kenzo kembali menatap wanita itu,sudah menangis. Kenzo menggaruk kepalanya. Begitu sulitnya menghentikan kebiasaannya membuat wanita menangis karenanya.

"Sudahlah,jangan menangis lagi. Aku tidak mau lagi menyakiti hati perempuan terus. Jika kamu ingin tau,aku akan serius dengan 1 wanita. Dan maaf,itu bukan kamu."

Plakkkk....
Tamparan panas mendarat di pipi kiri Kenzo. Kenzo hanya tersenyum. Wajar dia mendapatkan itu atas perbuatannya. Rina pergi dengan air mata bercururan. Langkahnya tergesa-gesa Kasihan sekali melihatnya pergi dengan keadaan yang seperti itu,pikir Kenzo.

Pikirannya akan Alin kembali memasuki sistem syaraf pusatnya,membuat kenzo sedikit pusing. Dia ingin bertemu Alin. Dia ingin minta maaf atas kejadian kemarin. Kejadian disaat dia dengan kejamnya meninggalkan Alin yang tertatih mengejar langkahnya. Dia ingin memeluk Alin. Dan untuk pertama kalinya,Kenzo benar-benar kehilangan Alin.

Kenzo melajukan mobilnya menuju selatan,rumah Alin. Pikirannya saat itu hanya untuk Alin.

Kenzo telah sampai ke halaman rumah Alin. Dia langsung menghampiri pembantu yang sedang menyiram bunga rumah Alin. Pembantu separuh baya itu membetulkan pandangannya ke arah Kenzo.

"Mencari Non Alin?" Tanyanya singkat.

"Iya"

"Oh Non Alin teh kemarin masuk rumah sakit,Den. Kemarin kita dikasih tau sama orang-orang ,katanya Non Alin pingsan tidak sadarkan diri"

Diam. Kenzo hanya diam membisu tanpa bisa mengeluarkan kata-kata. Dia mengambil motornya dan pergi tanpa pamit dengan pembantu tadi .

---------------------------------

"Bapak tinggal ke arah kiri,nanti ada beberapa ruang rawat. Dan saudari Alin Ananta berada diruang rawat Melati."

"Terimakasih,Sus."

----------------------------------

Di ruang Melati

Kenzo membuka pintu dengan perlahan. Disana tidak ada siapapun,orang tua Alin sedang keluar.hanya ada seorang dokter dan ko-ass dan sosok yang dicintainya terbaring lemah di tempat tidur putih. Kenzo mendekat dan duduk disamping tempat tidurnya. Butihan hangat mengalir di sudut pipinya. Wanita yang kemarin ditinggalkannya begitu saja kini hanya terpejam. Tetidur tanpa bergerak.

"Alin menderita kanker usus stadium 2. Kemarin,setelah saya melakukan hipotesis,saya menduga dia melakukan aktivitas yang menguras tenaga. Saat ini dia mengalami koma" dokter muda itu memecah kesunyian didalam ruangan.

Setelah itu,dokter berserta ko-ass meninggalkan ruang Melati,meninggalkan Kenzo dan Alin.

Kenzo meraung. Sedikit menyenggol lengan Alin agar Alin terbangun. Namun,tidak ada reaksi dari Alin. Alin masih tetap diposisinya. Kenzo mulai kesal. Dia memukul tepi tempat tidur sambil meratapi kebodohannya atas perlakuannya terhadap Alin selama ini.

-----------------------------

Kenzo menghela nafas panjang. Kenangannya bersama Alin muncul ke permukaan pikiran kecilnya. Alin,betapa wanita itu mencintainya dengan sepenuh hati. Wanita yang selalu menyambut paginya dengan sepotong sms singkat yang seringkali dia acuhkan. Seringkali Alin menghubunginya ketika malam menjelang,namun dia dengan santanya me-reject panggilan itu.

Seringkali Kenzo memarahinya ketika Alin mulai menanyakan hal yang membuatnya gerah,seperti menanyakan apakah dia sudah makan,atau sudah mandi. Itu membuat Kenzo memilih untuk merengut dan membentak wanita malang itu.

Ketika Alin mulai mengemis perhatian padanya,dia malah sibuk memberikan perhatiannya untuk perempuan lain. Namun setahu Kenzo,Alin tidak pernah melampiaskan perhatian Alin untuk laki-laki lain. Itulah kesetiaan Alin yang disia-siakan Kenzo selama ini.

Semua memori tentang Alin mencuat di permukaan otaknya. Kini yang dilihatnya adalah kenyataan bahwa orang yang disayanginya menderita karenanya. Kini,disaat Kenzo menyesali kesalahannya dan ingin meminta maaf,Alin hanya diam. Terdiam dengan mulut terkunci rapat. tanpa berkata apapun,tanpa berucap sepatah kata pun.

"Alin,aku cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu. Aku mohon bangunlah. Setelah ini aku ingin bertunangan denganmu! Kumohon bangun. Maafin aku,Alin. Maafin akuu !"

Sunyi. Tanpa suara perempuan. Yang ada hanya isak tangis laki-laki bodoh yang mencoba membangunkan tubuh wanita yang dicintainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????