Senin, 30 April 2012

Inikah Saatnya Menutup Cerita?

TIdak ada lagi yang namanya cerita 'Cinta yang Tulus' untuk zaman sekarang. Semua yang berbau ikhlas dan pengorbanan hanyalah dongeng untuk masa kini,yang ada hanyalah cerita cinta buta dan cinta harta. Itu yang sedang kita jalani,sayangku.

Cerita ini tentang kita. Kita datang dari keluarga yang berbeda. Entah apa yang Tuhan rencanakan untuk roda kehidupan kita sehingga beranggungan dalam waktu bersamaan. Aku punya segala kemewaan yang tidak kau miliki. Aku punya banyak fasitas pribadi yang tidak mungkin dapat kau temui dalam kehidupanmu. Aku punya semua yang hampir sempurna. Itu benar.



Tetapi roda kehidupan kita telah disinggungkan. Pada roda tersebut tertulis bahwa aku akan mencintai orang yang tidak sederajat denganku. Aku akan mencintainya dan cintaku ini tulus untuknya. Dan orang itu adalah kau.

Sebenarnya,tampangmu lumayan gagah. Tidak seperti orang yang lain. Kau begitu putih dan bersih. Itulah yang membuatmu bisa terlihat 'sepertiku'. Aku bisa menggunakanmu untuk pamer pada teman-temanku bahwa aku telah menemukan seorang pangeran tampan. Hanya sedikit permak pada wajah dan pakaian,kau akan tampak seperti orang berkelas. Teman-temanku akan iri padaku,tampa mereka tau bahwa aku ini hanya menemukan pangeran 'kodok'

Aku rasa kau pun juga mengerti kenapa aku memilihmu. Karena itu kau dendam padaku dan berusaha untuk membalas semua perbuatanku yang semena-mena mengobrak-abrik fisikmu. Aku minta kau kesalon,aku minta kau menggunakan pakaian yang pantas jika akan bersamaku,dan aku juga memintamu untuk bersikap seperti 'pangeran' ketika kita bersama teman-temanku. Aku yakin kau lelah. Tapi demi tujuan 'balas dendammu',kau berusaha untuk bertahan dengan 'putri egois' sepertiku.



Ah..
ini cerita tentang 'pangeran kodok yang telah tampan' dan 'putri egois' . Ya,itu benar. INILAH JUDUL CERITA KITA !



Sudah kusadari,semua yang kau lakukan untukku pasti menyangkut dengan harta yang kupunya. Kau dengan kejinya memanfaatkan aku agar dana terus teesalurkan ke perutmu. Kita makan,aku yang membayar. Kita jalan,aku yang membeli bensin. Kita senang-senang sedikit saja sebagai seorang kekasih,tetap memakai dana dari kantongku.

Aku tidak pernah mempermasalahkan itu,karena aku begitu mengerti sikus pertemanan zaman sekarang. Ada uang,mendekat. Jika Melarat,menjauh. Ahh... Kau sama saja seperti mereka. Mencintaiku karena harta.

Sekarang,tidak ada yang merasa dirugikan oleh permainan ini. Denganmu,aku mendapatkan pujian dari semua orang. Denganku,kau mendapatkan sedikit kemewahan yang aku alami. Kita menjalani segalanya dalam cinta. Kita mengucap kata sayang,saling mencintai. Itu yang membuatku sulit untuk membedakan,mana cinta,mana harta.

Ini setahun kita bersama dan sudah banyak kita menghabiskan waktu dengan jalan-jalan berdua sambil menghabiskan uangku dan memamerkan ketampananmu. Dan kali ini aku ingin bertanya padamu tentang suatu hal,saat memandang wajahmu di remangnya malam kota jakarta. Kau tau,Pertanyaan besar itu timbul dan mengusik jiwaku.


Inikah saatnya menutup cerita ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????