Rabu, 05 Desember 2012

Maaf, Aku Cinta Dia

Sudah lebih sebulan kau ikut bersamaku menjelajahi hamparan tawa di ruang cinta. Kita bergenggam tangan. Jejak kaki sepasang terukir di setiap kita mengadah kebawah. Setelah itu kita diam,menatap wajah masing masing yang terlihat polos dan belum mencapai kedewasaan. Masih kuingat saat Hembusan nafasmu mengawali setiap pertemuan yang kita lakukan. Itu satu hal yang tidak bisa kusangkal. Aku tidak b
isa menepis rindu ketika desah nafasmu tak bisa kurasakan meski hanya semenit.

Bukankah ini bagus?

Sekarang,aku benar-benar menyadari. Menyadari hal yang tak kusadari sedari dulu saat aku kini bersamu. Aku merasakannya sekarang. Rasanya,Aku benar-benar seperti mati. Mati dalam kuburan yang khusus kau gali untukku. Aku tak berdaya . Tubuhku tidak bisa diajak kerjasama lagi saat aku bersama denganmu. Anggota tubuhku mulai tidak teratur menjalankan fungsi yang semestinya. Aku hanya bisa diam. Terdiam seperti patung boneka yang cantik. Mungkin kau tidak tau karena kau tak mengerti,meskipun kau mulai menempatkan posisimu sebaga i pacar sesungguhnya di hidupku. Kau hadir, kau datang,kau disini. Untukku,dan lagi-lagi untukku. Aku senang.

Lagi lagi,bukankah ini bagus?

Aku masih ingin bersamamu,melewatkan kesempatan disaat kita tersenyum dan tertawa. Mereka pasti iri pada kita, yang mampu bersama dalam jarak bulan dan bumi. Aku mungkin bisa merasakan cintamu saat kita hanya bertemu di makhluk tidak bernyawa bernama handphone. Dan aku juga yakin semua ucap bibirmu di sela suaramu yang mengalir di handshet ku. Aku tersenyum. Aku juga sayang padamu.

(menghela nafas panjang)

Namun ada yang berbeda. Terlebih saat kita bertemu. Ada yang lain,Ketika tanganmu menyentuh telapak tanganku,ketika jemarimu menggenggam erat jemariku,berusaha menyatu dengannya. Ada yang aneh,ketika senyummu kau lontarkan untuk lelucon konyolmu,ketika matamu mendalamkan sorotannya ke mataku. ketika bibirmu menyatu dengan pipi kiriku. Aku jadi teringat terhadap hari kemarin,bulan kemarin,saat kemarin, dan semua yang terjadi kemarin yang pernah kulakukan dengan seseorang di masa lalu. Waktu itu muncul lagi,kenangan itu timbul lagi. Ya,aku ingat. Aku pernah merasakan perasaan seperti ini !

Tak seharusnya aku mengingat dia,dia yang dulu telah meninggalkanku demi wanita lain. Dia yang mencampakkanku disaat jarak mulai menebar jalannya untuk hubungan kami. Kami masih labil,kami masih belum mengerti sepenuhnya tentang komitmen. Kami masih belajar untuk mengenal apa itu kesetiaan. Tapi memang takdir tuhan berkata yang tak kuduga. Jarak tak mampu membuat kami kembali mencinta. Kami terlambat untuk terbuka,sehingga kebohongan tersebar dan yang tersisa hanya perselingkuhan. Mungkin disana dia telah jatuh pada wanita lain,sehingga dia meninggalkanku. Aku tahu semuanya dari berbagai mata-mata,itu hatiku.

Aku masih ingat,disanalah aku mulai terpuruk. Saat itu aku benar-benar seperti orang lupa. Aku lupa bagaimana caranya untuk bangun. Aku lupa caranya bangkit setelah jatuh terhempas dalam keterpurukan. Aku lupa bagaimana caranya tersenyum. Aku lupa caranya bahagia kembali. Aku lupa segala hal karna yang kuingat adalah dia. Dia,dia yang dulu menorehkan cerita panjang bahagia berujung pahit disini. Dia yang menorehkan senyum dan menghasilkan tawa di sudut penderitanku. Dia yang tidak pernah mengerti arti penantianku menunggunya pulang,tega-teganya dia kembali ke hadapanku dengan menggandeng mesra seorang wanita!

Saat itu.aku masih bisa sembunyi. Berusaha untuk terlihat kuat meakipun sebenarnya aku ingin sekali membunuhnya. Aku ingin balas dendam Sejak kejadian itu aku benci padanya. Temanku juga menyatakan bahwa sifatnya itu tidak baik. Dia jahat. Itu memang benar. Mereka semua tau seberapa besar pengorbananku untuk dia. Mereka tau,aku membunuh diriku untuk membuatnya hidup dan bernafas.

Sering waktu,aku berjalan sendiri. Handphone ini tergeletak di kasur sepanjang hari,hingga esoknya,dan esoknya lagi. Aku begitu yakin hal itu karena tidak akan ada satupun sms yang akan menggetarkannya. Termasuk sms dia.

Aku kesepian. Aku hampa. Aku benar-benar rindu dia. Aku benci dia. Tapi aku tidak bisa menepis bahwa aju masih sayang padanya. Aku masih ingin dia untuk kembali mewarnai hariku. Aku masih ingin dia bersamaku lagi. Aku masih menyayanginya sembari aku terus membencinya. Aku memang tak berdaya hingga akulah yang terluka. Akhirnya aku terlena dan...

Kau datang

Menggantikannya,

Oh,tidak. Tidak. Bukan menggantikannya,tapi 'berusaha' menggantikannya..

Kau memang sudah berusaha dengan keras

Tapi maaf,

Beribu-ribu maaf

Aku tidak bisa

Mencintaimu seperti aku mencintainya

Maafkan aku...
 
 
 


Maria Tanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your comment?????